Selasa, 13 Januari 2009

atheis

I. SINOPSIS

Dalam novel ‘Atheis’ karya Achdiat K. Miharja menceritakan tentang perjalanan hidup seseorang bernama Hasan yang lahir dari sebuah keluarga yang sangat taat kepada agamanya yaitu Islam.Hasan adalah anak tunggal dari pensiunan manteri guru yang tinggal di lereng gunung Telaga Bodas ditengah-tengah pegunungan priangan yang indah bernama kampung panyeredan di wilayah Bandung yang pada waktu itu masih dalam keadaan dijajah pemerintahan Jepang.Sejak kecil Hasan dididik dengan cara Islam,Ayahnya Raden Wiradikarta menginginkan Hasan menjadi anak yang baik,sopan,berilmu dan berakhlak sholeh.Oleh karena itu,walaupun Hasan masih kecil tapi,dia sudah menunjukkan pribadi Islam yang taat.Hasan selalu patuh kepada semua peraturan kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Hasan semakin bangga melihat Hasan tumbuh dewasa dengan kadar keimanan yang cukup tinggi, kebahagiaan dan kebanggaannya bertambah ketika Hasan berniat untuk pergi memperdalam ilmu tarekat pada kiayi Mahmud seperti yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dulu. Keimanannya semakin meningkat setelah Hasan menimba ilmu disana dan mengamalkannya dalam setiap langkah hidupnya. Setelah Hasan merasa cukup dengan ajaran-ajaran dari kiayi Mahmud dan orang tuanya, maka setelah ia sekolah, Hasan pun bekerja disebuah kantor milik Jepang. Kini Hasan harus terpisah dengan kedua orang tuanya, karena pekerjaannya berada didaerah yang jauh dari desa tempat kelahirannya dulu. Walaupun Hasan jauh dari kedua orang tuanya dan bekerja pada orang-orang Jepang tetapi Hasan masih memegang teguh agamanya dan masih menjadi pribadi dengan keimanan yang kuat.

Suatu ketika,Hasan sedang bekerja pada loketnya,Hasan bertemu sahabat lamanya bernama Rusli, dia teman kecil Hasan yang telah meraih kesuksesan dan memiliki pengalaman hidup yang luas.Dalam waktu yang bersamaan,Rusli mengenalkan seorang perempuan bernama Kartini yang bersamanya pada waktu itu kepada Hasan.Ketiganya saling bercakap-cakap sampai pada titik kesimpulan bahwa Hasan disuruh berkunjung kerumah Rusli yang tidak jauh dari perumahan yang ditempati Hasan.Hasan pun sering datang kerumah Rusli,Kartini pun selalu ada disana.Hasan sangat senang bertemu dengan sahabat lamanya itu,ditambah lagi dengan adanya Kartini yang menurut Hasan adalah sesosok perempuan yang sangat mirip dengan Rukmini,kekasihnya dulu pada waktu dikampung.Baginya Kartini adalah jelmaan yang dikirim Tuhan untuk menggantikan Rukmini yang telah pergi dari kehidupannya.

Meskipun Hasan bahagia dengan sahabat lamanya itu,tapi semua kebahagiaan itu belum cukup karena ternyata kedua temannya itu mempunyai keyakinan yang berbeda dengan dirinya,mereka beranggapan bahwa sebenarnya Tuhan itu tidak ada.Hal itulah yang membuat Hasan berniat untuk mengIslamkan kedua temannya itu,tapi niat baiknya itu semakin terkikis oleh kebaikan Rusli dan Kartini,Hasan sedikit melalaikan niat awalnya itu karena sering berdiskusi tentang berbagai hal dengan Rusli ataupun Kartini.Walaupun niat Hasan mulai luntur tapi dia masih taat pada ajaran Agamanya.Selain berkunjung kerumah Rusli,Hasan pun sering diajak pergi ke Restoran oleh Rusli dan Kartini.Mereka selalu pergi bertiga hingga perasaan lain pun datang kepada Hasan untuk Kartini,dia pun menerima perasaan Hasan.Sejak saat itu mereka semakin dekat dan akrab,tapi sering pula Hasan berfikir,mengeluh,hatinya bimbang,terombang-ambing antara dua pilihan.Tetap berada di jalan yang telah diajarkan oleh orang tuanya sejak kecil yaitu jalan Agama atau memasuki dunia yang baru saja ia kenal dari sahabatnya Rusli dan Kartini namun telah menariknya dengan kuat menjadi seorang Atheis.

Kehadiran Kartini mengubah seluruh hidup Hasan,berusaha menyesuaikan diri dengan pergaulan Kartini dan paham yang diyakininya,Hasan mengalami berbagai konflik yang menyebabkan pertentangan hebat didalam batinnya.Masalah meruncing ketika muncul Anwar,seorang seniman dan sekaligus teman Rusli,Anwar dikenalkan Rusli kepada Hasan dan Kartini ketika mereka berada disebuah Restoran.Sejak saat itu Hasan telah mengetahui bahwa Anwar menaruh hati kepada Kartini.Mengetahui keadaan seperti itu,akhirnya Hasan menikahi Kartini yang sudah menjadi cita-citanya dari sejak ia mengenalnya.Awalnya Hasan ingin menuntun istrinya itu menjadi seorang muslimah dengan satu keyakinan dalam rumah tangga yang baru saja ia masuki.Tapi semua harapan itu hilang ketika Kartini sering meninggalkan rumah setelah beberapa bulan pernikahan,hal itu terjadi karena satu permasalahan antara Kartini dengan orang tua Hasan yang memang dari semula tidak pernah menyetujui pernikahan mereka karena Kartini seorang Atheis.

Rumah tangga yang semula diselimuti kabahagiaan harus berakhir dengan perceraian,Hasan pun menceraikan Kartini karena dia beranggapan bahwa Kartini telah berselingkuh dengan Anwar,dia selalu pergi dengan Anwar ketika meninggalkan rumah.Begitulah pemikiran Hasan yang pada saat itu keadaannya yang sedang sakit TBC,dia sangat sedih dan menyesal karena dia sudah melukai hati kedua orang tuannya dengan menjadi Atheis dan menikahi Kartini yang akhirnya Ayah Hasan harus meninggal dunia dengan membawa penyesalan yang mendalam karena perbuatan anaknya, Hasan.Hasan sangat menyesal dengan apa yang telah dipilih dalam hidupnya, dengan penyakit TBC yang dideritanya ditambah dengan penyesalan yang sangat dalam maka Hasan pun semakin lemah dan harapannya telah kosong. Hidupnya berakhir apda peluru yang ditujukkan kepadanya ketika dia berjalan sempoyongan di jalan oleh tentara Jepang yang pada waktu itu sedang mambabi buta di jalanan sekitar perumahannya. Hasan pun tersungkur bermandikan darah dengan melepas kata “ALLAHU AKBAR “ tak bergerak lagi..............

II. BAGIAN – BAGIAN YANG MENARIK

Pak curiga sedang berbicara,tegas suaranya,matanya berkedip-kedipan atau memicing sebelah,kadang-kadang suaranya berdesis-desis berbisik.Mas dongkol memberengut seperti jeruk masam,meludah-ludah,menyikut kekiri menyikut kekanan,merajuk-rajuk.Nona kecewa berkecak-kecak dalam mulutnya sambil menggigit-gigit ujung sapu tangannya.Empo marah membentak-bentak dan merentak-rentak kakinya dengan menyingsingkan kainnya sedikit ke atas,sedang Siti cemburu menggaung-gaung seperti anjing melolong-lolong di malam purnama.

Manusia adalah mahluk yang mengandung perasaan perikemanusiaan dan pertimbangan susila atau gewetan ( hati nurani ).Manusia yang paling tinggi akal pikirannya dan yang paling dalam perasaan perikemanusiaan dan pertimbangan susilanya itu,maka dialah manusia yang paling tinggi derajatnya.

Kepuasan telah berganti dengan kehampaan,dan harapan telah berubah menjadi kekecewaan.

Sembahyanglah seperti kau ini akan mati besok.

Uapnya putih tipis laksana sutra meriak-riak diatas air yang jernih kekuning-kuningan warnanya.

Mengkilap pisau belati yang ku cabut secepat kilat dari sarungnya.Mengkilap seperti sebilah kaca yang runcing melepas dalan sinar matahari.

Tumbang laksana pohon ditebang,baerguing-guling dia diatas tanah seperti kerbau yang sekarat dan darahnya berkelorok-kelorok masuk ke dalam kerongkongan hawa.

Hawa dingin menyelinap ke dalam dari sela-sela di bawah pintu dan tingkap-tingkap berkaca.Dingin meresap tembus ke dalam tulang sendi.

Angin di luar yang tadi sebelum hujan,meniup dengan derasnya,sekarang seolah telah puas dengan hasil pekerjaannya.Dia masuk kekandangnya,maka tak terdengar lagi dahan-dahan berderak-derak atau jeritan daun-daun yang mengiris sunyi seluruh alam tenang seolah-olah sedang tidur,karena capek sehabis dipukul dicambuk tadi oleh angin dan hujan.

Bintang tak nampak satu pun diangkasa.Juga pada takut rupanya oleh mendung dan kabut gumpal diangkasa seperti samudera awan yang mengancam dengan gelombang-gelombangnya yang hitam kelabu.

Kereta api merayap-rayap menaiki punggung gunung nagreg,merayap-rayap seperti seekor lipan menaiki tebing.Lokomotifnya berat menghela napas.Matahari membakar bumi.Rel mengkilap dalam tikungan sawah-sawah dan kolam-kolam,gemerlapan seperti kaca.Pohon-pohon tak bergerak.Hawa bergetar di atas rumput yang kering kekuning-kuningan,bergetar-getar,sehingga pandanganku seakan-akan menembus kaca yang tidak rata,berteriak-teriak,lambat-lambat tiang tilpon tepi jalan lalu,malas-malas agaknya berjalan,karena teriknya matahari,lesu,seperti turut lesu dengan aku.

Akan tetapi sekeras-kerasnya hatiku bersuara demikian,suara lain tersisip-sisip juga menyelinap ke dalam kesadaran seperti pelembungan-pelembungan air merembes dari bawah ke atas.

Wajan besi di atas api sudah merupakan sebuah kawah minyak yang bercericis-cericis suaranya,apabila tusuk besinya membolak-balikan pisang-pisang yang berbaju tepung.

Anak yang nakal sudah membawa bakat untuk menjadi orang yang jahat.

III. UNSUR INTRINSIK NOVEL

  1. TEMA : “ Kepercayaan Terhadap Tuhan YME “

  1. AMANAT : Kita sebagai manusia yang beragama harus

mempunyai pendirian yang teguh dan jangan mudah

terpengaruh oleh berbagai ajakan dari orang lain

khususnya ajakan dalam masalah agama.

3. ALUR : Maju – mundur,artinya dalam novel ini menceritakan

kehidupan dirinya sendiri pada jaman sekarang kemudian

mundur dengan menceritakan kehidupan dirinya pada masa

yang lalu.

4. TOKOH : Hasan,Kartini,Rusli,Anwar,Raden Wiradikarta ( Ayah Hasan

),ibu Hasan,H.Dahlan,Kiyai Mahmud,Fatimah,Rukmini,

H.Kosasih,Nata,Siti,Mimi,Bibi kost dan Minah.

5. LATAR : a. Lereng gunung Telaga Bodas bernama kampung

Panyeredan,Bandung.

b. Wilayah Bandung Kota.

6. SUDUT PANDANG DAN GAYA PENULISAN

a. Sudut Pandang : Menggunakan sudut pandang orang pertama (Aku )

b. Gaya Penulisan : Masih tercampur oleh bahasa asing ( jepang-belanda )

tapi bisa dimengerti oleh pembaca meskipun dari

susunan kata maupun kalimatnya masih ada yang

belum sistematis.